Paus Fransiskus menyerukan aksi iklim selama kunjungannya ke masjid terbesar di Asia Tenggara
JAKARTA: Paus Fransiskus dan para pemimpin agama Indonesia menyerukan tindakan internasional bersama pada hari Kamis untuk memerangi perubahan iklim dan konflik world selama kunjungan ke masjid terbesar di Asia Tenggara.
Perhentian pertama Paus Fransiskus dalam tur empat negara di Asia adalah di Indonesia, di mana ia bergabung dengan perwakilan Islam, Budha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan di Masjid Istiqlal di Jakarta.
Paus dan Imam Besar masjid, Naseeruddin Omar, menandatangani Deklarasi Istiqlal, sebuah seruan bersama untuk menyoroti “dua krisis serius” di dunia: dehumanisasi dan perubahan iklim.
“Nilai-nilai agama harus didedikasikan untuk memajukan budaya saling menghormati, bermartabat, kasih sayang, rekonsiliasi, dan solidaritas persaudaraan guna mengatasi dehumanisasi dan perusakan lingkungan,” bunyi deklarasi tersebut.
Perwakilan agama Indonesia lainnya menghadiri upacara tersebut tetapi tidak ikut menandatangani dokumen tersebut, meskipun penyelenggara mencantumkan mereka sebagai “pendamping” dokumen tersebut.
Deklarasi tersebut diakhiri dengan menyerukan “tindakan tegas” untuk melindungi lingkungan dan sumber dayanya, serta menambahkan bahwa eksploitasi manusia adalah penyebab krisis iklim.
“Dengan mematuhi (Deklarasi), kita mempunyai tanggung jawab untuk mengatasi krisis serius dan terkadang dramatis yang mengancam masa depan umat manusia, seperti perang dan konflik… serta krisis lingkungan hidup, yang merupakan hambatan bagi pertumbuhan dan hidup berdampingan. masyarakat,” kata Fransiskus.
Kunjungan Paus ke Istiqlal kaya akan simbolisme. Tak lama setelah tiba, dia dan Omar berdiri di pintu masuk “Terowongan Persahabatan”, sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan kompleks masjid dengan katedral Katolik yang berdekatan.
Omar mengatakan masjid tersebut, yang dirancang oleh arsitek Kristen Friedrich Siraban, “bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam tetapi juga rumah besar bagi kemanusiaan.”
Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Sekitar 87% dari 270 juta penduduknya menganut Islam, sementara umat Katolik berjumlah sekitar 3%.
“Masjid Istiqlal selalu menyerukan toleransi dan moderasi beragama,” kata Bukhori Sail Attahiry, direktur ibadah masjid.
“Ini bukan sekedar kunjungan Paus Fransiskus, karena kunjungan ini juga memiliki implikasi yang lebih dalam terhadap bagaimana kita membangun kehidupan beragama di Indonesia. Saya berharap pertemuan ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia dan dunia yang harus dipupuk dan diperjuangkan untuk hidup harmonis. agar kita bisa saling menghargai dan memahami.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia akan diakhiri dengan Misa di stadion utama Jakarta pada Kamis malam, yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 70.000 orang.
Anastasya, seorang warga Indonesia beragama Katolik berusia 25 tahun, termasuk di antara mereka yang menunggu untuk melihat sekilas Paus di depan Istiklal pada Kamis pagi karena dia tidak memiliki tiket untuk menghadiri perayaan di stadion.
“Saya sangat gembira karena kunjungan Paus bisa menjadi peristiwa sekali seumur hidup bagi kami di Indonesia,” ujarnya kepada Arab Information.
Fransiskus adalah Paus pertama yang mengunjungi Indonesia dalam 35 tahun. Setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970, Paus terakhir yang mengunjungi negara tersebut adalah Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Pada hari Jumat, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Papua Nugini, tahap kedua dari tur Asianya yang juga akan mengunjungi Timor Timur dan Singapura.